Senin, 24 September 2012

Kedekatan Nazi Dengan Islam dan Daftar Para Tokoh Nazi dan Perwira Wehrmacht Muslim/Mualaf


Johannes von Leers

Ludwig Ferdinand Clauss

Ludwig Zind


Wilhelm Hintersatz


Aribert Heim

Oleh : Walber Revelino Pandiangan

Warning! Ini bukan SARA sodara-sodara, karena saya hanya menampilkan sebuah fakta yang, saya percaya, tak banyak diketahui oleh masyarakat, khususnya pemerhati sejarah dan Third Reich...

Jerman merupakan sekutu dari Turki selama berlangsungnya Perang Dunia Pertama. Setelah berakhirnya perang akbar tersebut, pihak Jerman menderita rasa malu dan kepedihan yang amat dalam atas kekalahan yang telah mereka alami dan penghinaan dari Sekutu si pemenang. Hal ini ternyata berlaku pula bagi orang-orang Arab yang merasa dikhianati oleh janji-janji palsu Inggris dan Prancis akan kemerdekaan mereka. Banyak dari pejuang-pejuang terbaik Arab dan Muslim yang tewas dalam pertempuran demi membela Sekutu, dan kini mereka menuntut hak-hak mereka yang selama ini terabaikan. Situasi yang suram ini dimanfaatkan oleh para strategis Jerman untuk menentukan posisi geopolitis mereka dalam melawan imperialisme-plutokratik dan merapat lebih dekat lagi kepada bangsa-bangsa Timur Tengah yang tertekan. Sebabnya adalah sederhana: mereka mempunyai musuh yang sama: pihak Sekutu Barat (Inggris, Prancis, Amerika dan lain-lain).

Para strategis Jerman ini termasuk pula adalah Karl Haushofer dan Otto Strasser yang sangat menginginkan adanya "kekuatan ketiga" di Eropa yang sama-sama menjadi oposan dari kapitalisme dan komunisme. Minat utama para strategis ini adalah untuk memenangkan kaum "tidak berpunya" (yang selama ini tertekan) melawan kaum "berpunya". Latar belakang ini ternyata kemudian membuat beberapa di antara orang-orang Jerman tersebut yang masuk Islam setelah mendalami lebih jauh akan sumber utama dari kebudayaan Arab yang mereka teliti.

Dengan bangkitnya gerakan Nasional-Sosialis di Jerman, bermunculan pula tokoh-tokoh politik baru di Jerman yang menyuarakan statemen-statemen tentang Islam yang sangat kontras dengan keyakinan umum yang berlaku saat itu di Eropa. Tokoh-tokoh ini termasuk pula adalah Adolf Hitler dan Heinrich Himler! Sepeti apa pandangan-pandangan mereka tentang Islam? Mari kita lihat contoh salah satunya di bawah:

Pada bulan November 1938 sebuah surat kabar bernama Die Welt, dengan merujuk pada artikel yang muncul di Der Arbeitsmann, menulis sebagai berikut: "Inti utama dari artikel tersebut adalah pujian akan konsep Islam tentang takdir, sebagai sebuah contoh komperehensif akan ide-ide tentang nasib yang akan datang. Hal ini sekaligus pula bertentangan dengan konsep-konsep yang diyakini oleh doktrin Kekristenan yang selama ini berlaku." Di pihak lain, dengan merujuk pada mingguan Berlin Fridericus, sebuah majalah Prancis menulis bahwa "jumlah orang-orang yang masuk Islam yang semakin meningkat sampai saat ini tak pernah menimbulkan masalah berarti di Jerman."

Fridericus mengklaim bahwa hal ini disebabkan oleh konsep Islam yang "memproklamasikan prinsip-prinsip vital dari etika yang sudah terbina, sehingga sangat mungkin untuk dikonfirmasikan." Dengan mengharmonisasikan ide-ide keadilan dan pengampunan, Islam telah membuat "banyak orang-orang Nordik yang merasa tertarik dengan ajaran-ajaran pembebasan dan keseteraan yang dikemukakannya."

Der Welt menyimpulkan laporannya: "Orang-orang Austria yang bergabung kembali dengan Reich mendapati bahwa di ibukota yang baru kini berkembang penelitian dan minat yang besar akan agama Muhammad, sehingga kita bisa melihat bertambahnya orang-orang lokal yang memproklamirkan diri sebagai pengikutnya (seperti tercatat di laporan resmi pemerintah). Di pihak lain, propaganda-propaganda terencana yang mendukung ditinggalkannya ajaran-ajaran Gereja Kristen malah semakin berkembang." (dikutip dari buku "Nazisme et Islam" karya Omar Amin Mufti).

Sebelum saya melanjutkan cerita zzzz ini (tewaak!), saya merasa perlu untuk memberikan sedikit pengetahuan tambahan yang berkaitan dengan Third Reich. Meskipun saya berusaha sebisa mungkin untuk bersikap fair dalam artikel-artikel di blog ini, saya juga tidak memungkiri bahwa ada banyak elemen-elemen dari kekuatan Eropa yang menonjol di pertengahan abad ke-20 ini yang membuat saya terkagum-kagum.

Satu yang jelas adalah kebohongan luar biasa yang ditelan mentah-mentah oleh kebanyakan dari kita yang berkaitan dengan sikap rasis para Nazi. Hal ini adalah sesuatu yang wajar, karena kita perlu ingat bahwa sejarah selalu ditulis oleh si pemenang, dan khusus dalam hal ini telah ditambahi pula oleh propaganda-propaganda tak kenal henti dari media massa dunia yang hampir sepenuhnya dikuasai oleh Yahudi. Bersyukurlah saya lahir dan dibesarkan di Indonesia, sehingga bisa bebas mengungkapkan apa yang saya rasakan tentang hal yang sangat tidak adil ini. Entahlah kalau saya tinggal di Jerman atau menulisnya di media sana, bisa-bisa saya di-gap sama Satpol PB (Pamongpraja Berlin) karena dianggap nyeleneh, mbalelo, wadon bae, dan istilah-istilah lain yang khusus dialamatkan kepada orang-orang yang dianggap "subversif"!

Untuk membantah hal ini sebenarnya mudah (dan bahkan sangat mudah malah!). Saya telah menampilkan banyak foto-foto tak terbantahkan di blog ini yang memperlihatkan bahwa pasukan "Ras Arya yang perkasa" ternyata bercampur pula dengan ras-ras lainnya, semacam Mediterania, Slav, Chechen, Bosnia, dan bahkan Arab dan Korea! Yang membuat lebih kagum lagi, kebanyakan mereka bergabung dengan pasukan SS yang notabene merupakan pasukannya Himmler, si "Rasis nomor 1"! Selain itu, tidak selalu orang Jerman itu adalah orang-orang berambut pirang, bermata biru dan tinggi di atas rata-rata orang Eropa, karena banyak pula dari mereka yang berdarah campuran dan berpenampilan sama sekali "tidak ideal". Paling kentara adalah Joseph Goebbels. Saya yakin kalau anda melihatnya pertama kali dan tidak tahu bahwa dia adalah kongkow Hitler, anda pasti menyangkanya sebagai orang non-Jerman atau bahkan non-Eropa!

Saya sangat percaya bahwa bila kita ingin mendapat fakta yang jernih dari bias dan kepentingan-kepentingan sekelompok orang, maka kita harus meneliti sejarah periode tersebut dengan membawa hati yang jujur dan fair sehingga kesimpulan yang kita ambil nantinya bukanlah sesuatu yang hanya menjadi pengekor dari "trend" yang berlaku saat ini. Tidak selalu kenyataan adalah apa yang diyakini oleh orang banyak, karena seperti yang Hitler telah katakan sendiri: "Apabila suatu kebohongan dijejalkan terus-menerus, maka orang akan menganggapnya sebagai sebuah fakta."

Iya memang Jerman zaman Nazi menerapkan sistem rasialisme dalam pemerintahan mereka, tapi sistem yang seperti apa? Nah, semoga ilustrasi ini bisa membantu anda:

"Rasialisme Jerman berarti penemuan kembali nilai-nilai kreatif dari ras mereka sendiri, sekaligus penemuan kembali kebudayaan mereka. Usaha pencarian yang mereka lakukan adalah sesuatu yang mengagumkan dan terhormat. Rasialisme Nasional-Sosialisme bukanlah dibuat untuk melawan ras lain melainkan dibuat untuk kepentingan ras sendiri. Tujuannya adalah untuk mempertahankan dan mengembangkan ras yang sudah ada, dan mengharapkan ras lainnya melakukan hal yang sama."

"Hal ini dibuktikan ketika Waffen-SS memperbesar jumlah anggotanya dengan memasukkan tidak kurang dari 60.000 orang Islam ke dalam jajarannya. Waffen-SS sangat menghargai cara mereka menjalani hidup, adat kebiasaan, dan terutama keyakinan religiusnya. Setiap batalion SS Islam mempunyai imamnya masing-masing, dan setiap kompi mempunyai Mullah. Harapan kita bersama adalah semoga kualitas mereka mendapat apresiasi setinggi mungkin. Inilah rasialisme yang kita anut! Aku hadir saat setiap kamerad Islamku menerima hadiah pribadi dari Hitler selama berlangsungnya tahun baru. Tahukah anda apa hadiahnya? Sebuah liontin dengan Al-Qur'an kecil di dalamnya! Hitler telah sangat menghormati mereka dengan memberikan aspek terpenting dalam hidup dan sejarah mereka. Singkatnya, rasialisme Nasional-Sosialisme merupakan ideologi yang setia pada rasnya sendiri dan sangat menghormati ras lainnya" (Léon Degrelle, "Epic: The Story of the Waffen SS," The Journal for Historical Review, vol. 3, no. 4, halaman 441-468).

Dalam Perang Dunia II, Jerman berperang melawan negara-negara yang selama ini kita kenal sebagai negara penjajah bangsa-bangsa Muslim seperti Inggris, Prancis, Rusia dan Belanda. Hal inilah yang menyebabkan jutaan orang Islam di seluruh dunia mendukung Hitler dan mendaftarkan diri sebagai sukarelawan di ketentaraannya. Sebagian terbesar dari mereka adalah orang-orang Bosnia, Albania, Chechnya, Tatar, dan bangsa-bangsa lainnya yang berada di bawah tirani komunis Soviet. Jangan lupakan pula unit-unit yang terdiri dari para anggota perlawanan Arab (Freies Arabien).

Muhammad Amin al-Husseini, Mufti Besar al-Quds (Jerusalem), memimpin perlawanan Palestina melawan Yahudi dan Inggris dari pembuangannya di Berlin, dan mantan Perdana Menteri Irak Rashid Ali al-Gailani juga memimpin perlawanan bangsanya dalam melawan imperialisme Inggris dari ibukota Jerman tersebut. Terdapat pula grup-grup pelopor dari jurnalis Arab, penulis, dan aktivis yang berjuang demi kemerdekaan negara mereka masing-masing dari pengasingan mereka di Jerman.

Dan sekarang saya ingin bertanya: Kita dijajah selama ratusan tahun oleh Belanda, dan kemudian Belanda sendiri diperangi oleh Hitler, lalu mengapa sekarang kita berkaok-kaok menghujat Nazi dan segala sesuatu tentangnya dengan "berpedoman" pada propaganda karbitan yang kita telan mentah-mentah? Apakah dalam sejarahnya Nazi Jerman pernah menjajah Indonesia? Apakah dalam sejarahnya Nazi Jerman begitu berlumuran darah orang-orang Muslim? Jawabannya adalah: WADON BAE BLE'E-BLE'E (baca: TIDAK!)

Kembali kepada kisah tentang Al-Husseini. Banyaknya tokoh-tokoh Muslim yang bermukim di Jerman telah memberikan kesempatan yang sempurna bagi orang-orang bule tersebut untuk menjalin kontak dengan orang Islam sekaligus mempelajari ajarannya. Salah satu dari mereka adalah SS-Standartenführer Wilhelm Hintersatz (1886-1963), seorang Austria yang menjadi mualaf dan mengadopsi nama Haroun al-Rashid Bey. Dia mengepalai unit Osttürkischen Waffen-Verbände der SS yang anggota-anggotanya terdiri dari orang-orang Uzbek dan Tatar Volga, dan telah membuktikan kemampuan mereka dalam pertempuran di front Polandia (Ataullah Bogdan Kopanski, "Muslims and the Reich," Barnes Review, September-October, 2003, halaman 30-31)

Saya ingatkan lagi tentang apa yang telah ditulis sebelumnya tentang strategi geopolitik Jerman, kebangkitan Jerman sebagai negara superpower dan pendirian divisi-divisi Islam. Semua ini telah menyediakan sebab bagi kebijakan-kebijakan Hitler yang sangat pro-Muslim. Hambatan utama terletak dari diplomat-diplomat tua yang lebih memilih kebijakan konservatif demi menenangkan kekuatan-kekuatan dunia saat itu dan tidak mengancam keseimbangan kekuatan yang ada. Tapi disana terdapat pula elemen-elemen muda dalam tubuh Kementerian Luar Negeri Jerman yang ingin mengambil keuntungan dari perjuangan anti-kolonialisme yang digalakkan negara-negara terjajah sehingga mereka mendukung adanya kebijakan pro-Arab dalam melawan Zionisme yang didukung oleh imperialis Barat. Tentu saja hal ini sangat klop dengan arah kebijakan yang diambil Hitler saat itu.

Para pendukung Arab ini di antaranya adalah Dr. Fritz Grobba, seorang veteran di Kementerian Luar Negeri dari tahun 1924 yang kemudian bertugas sebagai Duta Besar Jerman di Irak dan Arab Saudi. Dia merupakan seorang pengagum kebudayaan Islam yang dijuluki "Lawrence of Arabia-nya Jerman" dan menjadi teman dekat dari al-Husseini. Setelah Perang Dunia II usai, Grobba memeluk agama Islam dan menjadi penghubung politik antara pemimpin Mesir Gamal Abdel Nasser dengan pihak Jerman dan Soviet (Kevin Coogan, Dreamer of the Day: Francis Parker Yockey and the Postwar Fascist International, New York: Autonomedia, 1999, halaman 383).

Tokoh lainnya adalah Werner-Otto von Hentig, teman dekat dari Grobba yang merupakan mantan kepala Divisi Arab di Kementerian Luar Negerinya Joachim von Ribbentrop. Setelah perang usai, dia menghabiskan sebagian besar waktunya di Timur Tengah. Pada tahun 1955 Raja Ibnu Saud menunjuknya sebagai kepala penasihat Eropa untuk Arab Saudi. Dahsyatnya lagi, dia kemudian menjabat sebagai Duta Besar Jerman untuk? Indonesia! Dalam kapasitasnya tersebut, dia menemani delegasi Saudi sebagai penasihat khusus dalam Konferensi Asia-Afrika yang digelar di Bandung bulan April tahun 1955. Hentig memberi nasihat pada orang-orang Arab untuk mengadopsi kebijakan netralisme dalam politik dunia dan mempertahankan kemerdekaan mereka dari super power dunia saat itu, Amerika dan Rusia (Kevin Coogan, Dreamer of the Day: Francis Parker Yockey and the Postwar Fascist International, New York: Autonomedia, 1999, halaman 384).

Setelah Perang Dunia II berakhir, banyak para petinggi Nazi dan mantan perwira SS yang pindah ke negara-negara Arab, menjadi penganut agama Islam, dan mempunyai jabatan militer atau birokratis di negara baru mereka, terutama di Mesir dan Suriah (cf., Jean and Michel Angebert, The Occult and the Third Reich, New York: Macmillan, 1974, halaman 275-276). Di bawah ini adalah daftar beberapa dari mereka, yang hampir semuanya menjadi mualaf:

- Erich Altern (Ali Bella) : Mantan komisioner seksi urusan Yahudi di Gestapo yang kemudian menetap di Mesir dan menjadi instruktur para pejuang perlawanan Fatah dalam melawan Israel.

- Hans Appler (Salah Chaffar) : Mantan anakbuah Goebbels yang kemudian bekerja di Kementerian Informasi Inggris tahun 1956 dan kemudian dilanjutkan dengan menjadi anggota Islamic Congress.

- Franz Bartel (Hussein) : Asisten kepala Gestapo di Kattowitz, dari sejak tahun 1959 dia lalu bertugas di departemen Yahudi yang menjadi bagian dari Kementerian Informasi Mesir.

- Walter Baumann (Ali Ben Khader) : SS-Sturmbannführer yang pernah bertugas di Warsawa, dia lalu bekerja di Kementerian Peperangan Mesir dan menjadi instruktur Front Pembebasan Palestina.

- Fritz Bayerlein : Jenderal terkenal Perang Dunia II yang pernah bertempur bersama Erwin Rommel di Afrika Utara. Dia ikut membantu perbaikan tank-tank kepunyaan Angkatan Darat Mesir.

- Hans Becher : Kepala seksi Yahudi Gestapo di Wina, dia kemudian menjadi instruktur kepolisian Mesir di Alexandria (Iskandariyah).

- Wilhelm Beissner : Kepala Kantor Pusat Keamanan Reich (RSHA) yang kemudian bertempat tinggal di Mesir.

- Bernhard Bender (Bashir Ben Salah) : perwira Gestapo yang pengetahuan mendalamnya akan Yiddish membuatnya mampu masuk ke dalam organisasi bawah tanah Yahudi di Warsawa. Dia kemudian bertugas sebagai penasihat satuan polisi politik di Kairo dengan pangkat Letnan Kolonel.

- Werner Birgel (El-Gamin). Perwira SS dari Leipzig yang bertugas di Kementerian Informasi Mesir.

- Wilhelm Böckler (Abd al-Karim) : SS-Untersturmführer yang bertugas di Warsawa. Dia kemudian menjadi seorang pejabat di Kementerian Informasi Mesir bagian urusan Israel setelah kabur ke negara tersebut pada tahun 1949.

- Wilhelm Börner (Ali Ben Keshir): SS-Sturmbannführer yang kemudian bertugas di Kementerian Dalam Negeri Mesir dan menjadi instruktur Front Pembebasan Palestina.

- Alois Brunner (Ali Mohammed) : Perwira SS yang memegang posisi senior di Departemen Yahudi pimpinan Adolf Eichmann. Dia kemudian menjadi penasihat pasukan khusus Mesir dan Suriah. Mossad (dinas intelijen Israel) berkali-kali mencoba membunuhnya di Damaskus, yang diberitakan sebagai tempat tinggalnya.

- Friedrich Buble (Ben Amman) : SS-Obergruppenführer bersama Gestapo yang kemudian menjadi direktur Departemen Hubungan Masyarakat Mesir tahun 1952 sekaligus sebagai penasihat pasukan polisi Kairo.

- Franz Bünsch: Anak buah Goebbels yang menjadi koresponden BND di Kairo dan membantu mengorganisasikan mata uang Riyal Arab Saudi tahun 1958.

- Erich Bunzel : SA-Obersturmführer sekaligus Major dan kolega Goebbels. Dia kemudian bertugas di departemen Israel di Kementerian Informasi Mesir.

- Joachim Däumling (Ibrahim Mustafa): Kepala Gestapo di Düsseldorf, dia kemudian menjadi penasihat sistem penjara Mesir dan anggota pelayanan operator radio di Kairo. Dia dipekerjakan untuk membantu pengembangan dinas intelijen Mesir.

- Hans Eisele : Dokter SS dengan pangkat Hauptsturmführer yang kemudian menjadi staf medis di fasilitas pesawat dan misil Mesir di Helwan sampai dengan kematiannya tahun 1965.

- Wilhelm Fahrmbacher : Generalleutnant dalam tubuh Wehrmacht yang menjadi penanggungjawab Vlassov Armee di Prancis tahun 1944. Dia kemudian bertugas sebagai penasihat militer Gamal Abdel Nasser dan bergabung dengan staff perencana pusat di Kairo.

- Eugen Fichberger : SS-Sturmbannführer

- Leopold Gleim (Ali al-Nasher) : SS-Standartenführer di Warsawa dan kepala departemen Gestapo untuk urusan Yahudi di Polandia. Dia kemudian bertugas di dinas intelijen Mesir.

- Gruber (Aradji) : Teman dekat kepala Abwehr (Dinas Intelijen Wehrmacht) Admiral Wilhelm Canaris. Dia lalu melarikan diri ke Mesir dan bekerja untuk Liga Arab dari tahun 1950.

- Baron von Harder : Mantan asisten Goebbels yang kemudian tinggal di Mesir.

- Ludwig Heiden (Luis el-Hadj) : Perwira SS sekaligus jurnalis Weltdienst (agen pers Jerman) yang ditransfer ke kantor pers Mesir dalam Perang Dunia II. Setelah perang usai, dia kembali lagi ke Mesir tahun 1950 dan menulis buku-buku tentang Third Reich dalam bahasa Arab!

- Aribert Heim : SS-Hauptsturmführer yang kemudian menjadi dokter di pasukan kepolisian Mesir. Biografinya bisa dilihat DISINI.

- Franz Hithofer : Perwira Gestapo di Wina yang melarikan diri ke Mesir tahun 1950.

- Ulrik Klaus (Muhammad Akbar).

- Karl Luder : Mantan kepala Hitlerjugend di Polandia yang kemudian bertugas di Kementerian Peperangan Mesir.

- Gerhard Mertins : SS-Standartenführer.

- Rudolf Mildner : SS-Standartenführer dan kepala Gestapo di Katowitz dan Polizei di Denmark. Dia bertempat tinggal di Mesir dari tahun 1963.

- Alois Moser : SS-Gruppenführer yang bertugas di Ukraina dan kemudian menjadi instruktur gerakan paramiliter BAJU HIJAU di Kairo.

- Oskar Münzel : Jenderal Wehrmacht yang melarikan diri ke Mesir tahun 1950 dan kemudian mengorganisasi pasukan parasut negara tersebut.

- Gerd von Nimzek (Ben Ali) : Melarikan diri ke Mesir tahun 1950.

- Achim Dieter Pelschnik (el-Said) : Melarikan diri ke Mesir usai Perang Dunia II.

- Franz Rademacher (Thome Rossel) : Direktur seksi urusan Yahudi di Kantor Kementerian Luar Negeri Jerman dari tahun 1940 sampai dengan 1943. Dia kemudian melarikan diri ke Suriah dan bekerja sebagai jurnalis lokal.

- Hans Reichenberg : Mantan perwira SS yang tinggal di Tangier dan mendirikan perusahaan ekspor-impor Arabo-Afrika dan membantu penyelundupan senjata-senjata untuk kepentingan organisasi perjuangan anti-imperialis FLN di Aljazair.

- Schmalstich : SS-Sturmbannführer

- Seipel (Emmad Zuhair) : SS-Sturmbannführer dan perwira Gestapo di Paris yang kemudian bekerja untuk dinas keamanan di Kementerian Dalam Negeri Mesir.

- Heinrich Sellmann (Hassan Suleiman) : Kepala Gestapo di Ulm yang mengabdi di dinas keamanan Kementerian Informasi Mesir sekaligus menjadi penasihat masalah kontra-spionase.

- Ernst-Wilhelm Springer : Mantan perwira SS yang ikut membantu pembentukan Legiun Muslim SS dan kemudian mengungsi ke Mesir setelah perang. Dia lalu melanjutkan karirnya sebagai penyedia senjata untuk FLN.

- Albert Thielemann (Amman Kader) : Kepala SS di Bohemia yang bertugas di Kementerian Informasi Mesir.

- Erich Weinmann : SS-Standartenführer dan kepala Sicherheitsdienst (SD) di Praha. Dia lalu melarikan diri ke Mesir tahun 1949 dan menjadi penasihat dinas kepolisian Alexandria dari tahun 1950.

- Werner Wietschenke : Mantan dokter SS yang mengabdi sebagai dokter di militer Mesir.

- Heinrich Willermann (Naim Fahum) : Mantan dokter SS yang mengabdi sebagai dokter di militer Mesir.

- Ludwig Zind (Muhammad Saleh) : Aktivis anti-Yahudi terkemuka yang sempat melarikan diri ke Mesir pasca Perang Dunia II karena pandangannya yang dianggap ekstrim. Untuk biografinya bisa dibaca DISINI

********************

- Ludwig Ferdinand Clauss (1892-1974) adalah seorang antropologis Jerman dan teoris tentang masalah-masalah rasial. Pandangannya yang paling terkenal adalah tentang dominannya ras "spiritual" dibandingkan dengan ras yang mengedepankan materialisme. Clauss berkenalan dengan Islam ketika dia hidup bersama dengan suku Arab Baduy. Dia mengagumi keindahan Islam dan doktrin murninya tentang Kesatuan Absolut (Tauhid). Dari sinilah dia lalu memutuskan untuk menganut agama ini dan kemudian menjadi penulis tentang kebudayaan Arab. (Robert Steuckers, "Introducciòn a la obra de Ludwig Ferdinand Clauss,")

- Johannes von Leers (1902-1965) adalah teman dekat Menteri Propaganda Joseph Goebbels dan merupakan seorang penulis yang diakui selama masa Third Reich. Dia juga merupakan sahabat dari Mohammad Amin al-Husseini, dan kemudian melarikan diri ke Mesir tahun 1955. Tak lama, dia sudah menganut agama Islam dan mempunyai nama baru Omar Amin von Leers. Meskipun dia menjadi anggota dari Kementerian Informasi-nya Gamal Abdel Nasser, tapi dia kemudian tercatat sebagai simpatisan gerakan Ikhwanul Muslimin (Persaudaraan Muslim) bentukan Hasan al-Banna. Leers melanjutkan perjuangannya melawan Zionisme dari negara barunya. Di bawah akan saya sertakan beberapa ucapan dia yang terkenal tentang Islam, karena mereka mewakili perasaan orang-orang lain sepertinya:

Dalam "Der Kardinal und die Germanen", Leers secara terang-terangan mengkritik tindakan kejam pasukan Eropa dalam Perang Salib dan membandingkan toleransi Islam terhadap agama lainnya dengan penaklukan berdarah-darah bangsa Kristen atas orang-orang Barbar Jerman (halaman 23, 48, 52, 68). Dalam "Blut und Rasse in der Gesetzgebung", Leers mencatat persamaan paralel antara Islam dengan tradisi kuno Jerman, seakan-akan "hukum Tuhan dan hukum manusia bersatu" dan hak manusia adalah "fragmen dari keteraturan semesta yang berasal dari Tuhan" (halaman 6).

Pertengahan Desember 1942, penerbitan Die Judenfrange mengandung sebuah artikel tentang "program pasca-perang Zionisme" yang mendemonstrasikan bagaimana Zionisme bermaksud untuk "menguasai Palestina untuk dirinya sendiri, dan dengannya menyiapkan posisi sebagai penguasa dunia di masa mendatang". Leers juga menyumbangkan artikel hasil karyanya yang berjudul "Yudaisme dan Islam sebagai kebalikannya".

Selain mendiskusikan masalah-masalah strategis dalam kampanye Jerman di Afrika Utara, Leers juga merancang fondasi moral dan intelektual untuk persekutuan antara Third Reich dengan orang-orang Arab dan Muslim. Dia memuji sikap anti-Zionis Arab yang kental: "Bila seluruh dunia kompak mengusung kebijakan yang sama, maka kita tidak akan lagi dipusingkan oleh masalah Yahudi seperti yang kita alami saat ini." (Jeffrey Herf, The Jewish Enemy: Nazi Propaganda During World War II and the Holocaust, Boston: The Belknap Press, halaman 178-182).

Leers juga tercatat merupakan pengagum kebudayaan Arab dan mempunyai pemahaman mendalam akan bahasanya. Selama masa tinggalnya di Kairo dia telah membantu penterjemahan teks-teks dan peraturan Dewan Tertinggi Urusan Islam Mesir ke dalam bahasa Jerman. Di antara teks-teks yang dia terjemahkan, di antaranya berasal dari Syaikh Muhammad Abu Zahra tentang konsep Islam mengenai perang dan peraturan berjihad (Begriff des Krieges in Islam) dan teks dari Ibrahim Muhammad Ismail tentang doktrin ekonomi Islam (Der Islam und die heutigen Wirtschaftstheorien).

Dalam sebuah surat kepada H. Keith Thompson, seorang pebisnis asal New York yang terkenal akan sikap anti-Zionisme dan pernah bertugas sebagai sekretaris al-Husseini di Beirut, Leers menulis sebagai berikut (suratnya ditulis dalam bahasa Inggris, dan Leers sendiri terkenal menguasai banyak bahasa) :

"Islam saat ini menjadi satu-satunya kekuatan spiritual di dunia yang berjuang untuk agama yang sebenarnya dan nilai-nilai manusia serta kemerdekaannya. Satu hal yang pasti - lebih banyak lagi para patriot Jerman yang bergabung dalam gerakan revolusi Arab melawan imperialisme. Di Aljazair beberapa prajurit Jerman menyeret dua orang perwira Prancis beserta perwira rendahannya. Mereka lalu memotong leher tawanan mereka dengan disaksikan oleh para revolusioner Aljazair, bergabung dengan milisi lokal dan memeluk Islam. Hal itu bagus sekali!

"Tempat kita sebagai bangsa yang ditekan kekuatan luar seharusnya tidak di sisi pemerintahan Bonn bentukan kolonialis Barat, melainkan beserta para nasionalis Arab yang berjuang memerdekakan dirinya dari kungkungan Imperialisme. Biarlah (Konrad) Adenauer murka ketika mengetahui bahwa para patriot Jerman yang jujur tidak diekstradisi oleh negara-negara Arab pencinta kemerdekaan kepada dirinya atau kepada bos-bos Amerika/Inggrisnya. Biarlah para babi Inggris itu menjuluki kita sebagai "Pengusik/Orang-orang yang usil", karena tak lama lagi mereka pun akan terusir dari Timur Tengah, seperti halnya yang telah terjadi di Irak dimana para pelayan Imperialisme Inggris telah terbantai oleh para pejuang Arab"

"Alhamdulillah! Dukungan yang diberikan oleh Amerika dan antek-anteknya kepada tirani Yahudi di Jerman akan membuat bangsa Jerman bangkit berjuang. Sebenarnyalah, untuk bangsa kita hanya ada satu harapan - untuk menyingkirkan imperialisme Barat dengan bergabung bersama grup anti-imperialis yang digalang oleh negara-negara Arab dan Muslim." (Coogan, op. cit., halaman 382-383)


Tanggapan Atas Artikel Tentang Adolf Hitler dan Islam

Mungkin sudah banyak para pembaca blog ini yang sudah mengetahui artikel yang sudah cukup lama beredar di kalangan forum, milis dan e-mail, yang isinya menceritakan tentang penelitian sarjana (Arab?) tentang hubungan antara Hitler dan Islam. Di dalam artikelnya, diceritakan bahwa sesungguhnyalah simpati Sang Führer terhadap ajaran Islam dan Nabi Muhammad SAW adalah begitu besarnya. Bolehlah disini saya sadur ucapan awak biar nak jelas masalahnya (kok jadi kayak orang Melayu gini?):


Sunday, 11 July 2010 at 18:25 Apa yang bakal anda baca ini ialah sebuah email yang saya terima dari seorang kawan dari Arab Saudi...saya terjemahkan ke dalam Bahasa Melayu dan saya kongsi bersama anda semua...
__________________________________________________________________________

Penghormatanku kepada lelaki agung, Adolf Hitler, semoga ada sepertinya di zaman ini...

Aku berbual dengan seorang ahli keluarga yang sedang menamatkan tesis PhD beliau dan aku amat terperanjat apabila beliau nyatakan tesis beliau berkaitan Adolf Hitler, pemimpin Nazi. Maka aku katakan "Takkan dah habis semua tokoh Islam di dunia ini sampai kamu memilih si bodoh ini dijadikan tajuk?"

Beliau ketawa lalu bertanya apa yang aku ketahui tentang Hitler.

Aku lalu menjawab bahawa Hitler seorang pembunuh yang membunuh secara berleluasa dan meletakkan German mengatasi segala-galanya...lalu dia bertanya dari mana sumber aku. Aku menjawab sumberku dari TV pastinya.

Lalu dia berkata : " Baiklah, pihak British telah melakukan lebih dahsyat dari itu...pihak Jepun semasa zaman Emperor mereka juga sama...tapi kenapa dunia hanya menghukum Hitler dan meletakkan kesalahan malahan memburukkan nama Nazi seolah-olah Nazi masih wujud hari ini sedangkan mereka melupakan kesalahan pihak British kepada Scotland, pihak Jepun kepada dunia dan pihak Afrika Selatan kepada kaum kulit hitam mereka?"

Aku lantas meminta jawapan dari beliau. Beliau menyambung : "Ada dua sebab -

1. Prinsip Hitler berkaitan Yahudi, Zionisme dan penubuhan negara Israel. Hitler telah melancarkan Holocaust untuk menghapuskan Yahudi kerana beranggapan Yahudi akan menjahanamkan dunia pada suatu hari nanti.

2. Prinsip Hitler berkaitan Islam. Hitler telah belajar sejarah kerajaan terdahulu dan umat yang lampau, dan beliau telah menyatakan bahawa ada tiga tamadun yang terkuat, iaitu Parsi, Rome dan Arab. Ketiga-tiga tamadun ini telah menguasai dunia satu ketika dulu dan Parsi serta Rome telah mengembangkan tamadun mereka hingga hari ini, manakala Arab pula lebih kepada persengketaan sesama mereka sahaja. Beliau melihat ini sebagai satu masalah kerana Arab akan merosakkan Tamadun Islam yang beliau telah lihat begitu hebat satu ketika dulu.

Atas rasa kagum beliau pada Tamadun Islam, beliau telah mencetak risalah berkaitan Islam dan diedarkan kepada tentera Nazi semasa perang, walaupun kepada tentera yang bukan Islam.

Beliau juga telah meberi peluang kepada tentera German yang beragama Islam untuk menunaikan solat ketika masuk waktu di mana jua...bahkan tentera German pernah bersolat di dataran Berlin dan Hitler ketika itu mennggu sehingga mereka tamat solat jemaah untuk menyampaikan ucapan beliau...

Hitler juga sering bertemu dengan para Ulamak dan meminta pendapat mereka serta belajar dari mereka tentang agama dan kisah para sahabat dalam mentadbir...

Beliau juga meminta para Sheikh untuk mendampingi tentera beliau bagi mendoakan mereka yang bukan Islam dan memberi semangat kepada yang beragama Islam untuk membunuh Yahudi...

Semua maklumat ini ialah hasil kajian sejarah yang dilakukan oleh saudara aku untuk tesis PhD beliau dan beliau meminta aku tidak menokok tambah apa-apa supaya tidak menyusahkan beliau untuk membentangkannya nanti. Beliau tidak mahu aku campurkan bahan dari internet kerana aku bukan pakar bidang sejarah. Tetapi gambar-gambar yang ada di sini sudah lama tersebar dan semua orang boleh melihatnya di internet.

Aku juga sedaya upaya mencari maklumat tambahan di internet dan berjumpa beberapa perkara :

1: Pengaruh Al-Quran di dalam ucapan Hitler.
Ketika tentera Nazi tiba di Moscow, Hitler berhajat menyampaikan ucapan. Dia memerintahkan penasihat-penasihatnya untuk mencari kata-kata pembukaan yang hebat tak kira dari kitab agama, kata-kata ahli falsafah ataupun dari bait syair. Seorang sasterawan Iraq yang bermastautin di German mencadangkan ayat Al-Quran :

(اقتربت الساعة وانشق القمر) bermaksud : Telah hampir Hari Kiamat dan bulan akan terbelah...

Hitler berasa kagum dengan ayat ini dan menggunakannya sebagai kalam pembukaan dan isi kandungan ucapan beliau. Memang para ahli tafsir menghuraikan bahawa ayat tersebut bermaksud kehebatan, kekuatan dan memberi maksud yang mendalam.

Perkara ini dinyatakan oleh Hitler di dalam buku beliau Mein Kampf yang ditulis di dalam penjara bahawa banyak aspek tindakan beliau berdasarkan ayat Al-Quran, khususnya yang berkaitan tindakan beliau ke atas Yahudi...

2. Hitler bersumpah dengan nama Allah yang Maha Besar

Hitler telah memasukkan sumpah dengan nama Allah yang Maha Besar di dalam ikrar ketua tenteranya yang akan tamat belajar di akademi tentera German.

" Aku bersumpah dengan nama Allah (Tuhan) yang Maha Besar dan ini ialah sumpah suci ku,bahawa aku akan mentaati semua perintah ketua tentera German dan pemimpinnya Adolf Hitler, pemimpin bersenjata tertinggi, bahawa aku akan sentiasa bersedia untuk berkorban dengan nyawaku pada bila-bila waktu demi pemimpin ku"

3. Hitler telah enggan meminum beer (arak) pada ketika beliau gementar semasa keadaan German yang agak goyah dan bermasalah. Ketika itu para doktor mencadangkan beliau minum beer sebagai ubat dan beliau enggan, sambil mangatakan " Bagaimana anda ingin suruh seseorang itu minum arak untuk tujuan perubatan sedangkan beliau tidak pernah seumur hidupnya menyentuh arak?"

Ya, Hitler tidak pernah menjamah arak sepanjang hayat beliau...minuman kebiasaan beliau ialah teh menggunakan uncang khas...

Bukanlah tujuan penulisan ini untuk membela apa yang dilakukan oleh Hitler, tetapi ianya bertujuan untuk menyingkap apa yang disembunyikan oleh pihak Barat. Semoga kita semua beroleh manfaat.

#Kalau benarlah..ianya sangat menakjubkan..Bagaimanapun bahan ini bukanlah hasil tulisan dari saya,sebaliknya sesuatu yg saya terjumpa diFB dari seseorang yg saya sendiri tidak kenali..so apa pendapat anda??


* * *

Sudah selesai bacanya?

OK, kalau begitu izinkanlah saya yang seksi mandraguna ini memberikan sedikit tanggapan atas artikel di atas...

Saya adalah seorang Muslim yang juga penggemar sejarah perang terutama Perang Dunia II dan Third Reich (blog ini adalah sebagai buktinya). Sudah tentu saya akan menjadi orang pertama yang paling berbahagia di dunia setelah membaca artikel di atas, tapi hanya dengan satu syarat: dapat dipertanggungjawabkan sumbernya dan juga isinya tidak berlebihan! (dua dong bukan satu syaratnya?)

Kenapa saya bilang begitu? Mari kita teliti beberapa point penting yang saya dapati:

"Hitler telah melancarkan Holocaust untuk menghapuskan Yahudi kerana beranggapan Yahudi akan menjahanamkan dunia pada suatu hari nanti."

Kalau anda sudah 'khatam' membaca blog ini dari awal sampai akhir, tentunya sudah tahu bahwa saya adalah salah seorang dari pihak yang sangat meragukan adanya Holocaust, bahkan tidak mempercayainya! Alasannya apa? Hmmm... terlalu panjang lebar kalau diuraikan disini dan saya juga males membahasnya untuk kesekian kali, tapi kalau masih penasaran juga bisa dilihat DISINIDISINI dan DISINI.


"Prinsip Hitler berkaitan Islam. Hitler telah belajar sejarah kerajaan terdahulu dan umat yang lampau, dan beliau telah menyatakan bahawa ada tiga tamadun yang terkuat, iaitu Parsi, Rome dan Arab. Ketiga-tiga tamadun ini telah menguasai dunia satu ketika dulu dan Parsi serta Rome telah mengembangkan tamadun mereka hingga hari ini, manakala Arab pula lebih kepada persengketaan sesama mereka sahaja. Beliau melihat ini sebagai satu masalah kerana Arab akan merosakkan Tamadun Islam yang beliau telah lihat begitu hebat satu ketika dulu."

Saya tahu bahwa Hitler memang merupakan maniak sejarah yang seringkali membuat terperangah para jenderalnya sendiri kala dengan fasihnya dia berkisah tentang kepahlawanan Friedrich the Great ataupun para ksatria Goth, tapi jujur saja saya belum pernah mendengar satu pun komentar Hitler tentang kekuatan Islam pada masa dahulu. Ini bukan berarti bahwa Hitler tidak mengetahuinya! Bukan begitu, hanya saja saya sendiri tidak mengetahui adanya ucapan Hitler tentang masalah tersebut, that's all. Mungkin ucapan "terbesar" Hitler yang merupakan sanjungannya kepada Islam adalah ini: "Agama yang dibawa Muhammad akan lebih cocok buat kita daripada Kristen. Kenapa harus memilih Kristen yang lembek dan gampang ditarik ulur?" (tidak percaya ini betul-betul ucapan Hitler? baca sumbernya: Richard Carrier. "Was Catholic Hitler "Anti-Christian"? On the Trail of Bogus Quotes." Freethought Today 19 (November 2002).


"Atas rasa kagum beliau pada Tamadun Islam, beliau telah mencetak risalah berkaitan Islam dan diedarkan kepada tentera Nazi semasa perang, walaupun kepada tentera yang bukan Islam."

Saya yakin, dasar dari pernyataan tersebut adalah gambar INI, dan orang yang mengetahui sedikit sejarah Nazi pasti tahu bahwa foto ini adalah foto ketika para prajurit Divisi Gunung SS ke-13 "Handschar" (yang anggotanya kebanyakan merupakan Muslim Bosnia) sedang membaca sebuah buku tentang Islam dan Yudaisme. Saya nggak tahu berdasarkan sumber apa sehingga pengarang Arab Saudi/Malaysia tersebut memberi tambahan... "walaupun kepada tentera yang bukan Islam", karena jelas-jelas risalah semacam itu dan yang sejenisnya hanya dibagikan kepada para prajurit sukarelawan SS yang beragama Muslim saja!


"Beliau juga telah meberi peluang kepada tentera German yang beragama Islam untuk menunaikan solat ketika masuk waktu di mana jua...bahkan tentera German pernah bersolat di dataran Berlin dan Hitler ketika itu mennggu sehingga mereka tamat solat jemaah untuk menyampaikan ucapan beliau..."

Keberlebih-lebihan yang lain! Bukan masalah soal shalatnya (karena memang prajurit sukarelawan Muslim Jerman dibebaskan untuk beribadah sesuai dengan kepercayaannya seperti tampak di foto INI dan INI), tapi embel-embel di belakangnya itu lho yang menyebutkan bahwa Hitler pernah menunggui tentara Jerman yang sedang shalat berjamaah di Berlin sampai selesainya! Hmmmm... ucapan tidak berdasar lainnya dari saudara kita orang Melayu.


"Hitler juga sering bertemu dengan para Ulama dan meminta pendapat mereka serta belajar dari mereka tentang agama dan kisah para sahabat dalam mentadbir..."

Kembali, kesimpulan serampangan yang dibuat hanya setelah melihat satu-dua foto, utamanya foto INI. Yang berpakaian ulama tersebut memang ulama beneran, yaitu Amin al-Husayni (Husseini), Mufti Yerusalem yang menjadi penasihat keagamaan bagi pasukan Muslim Nazi Jerman. Salut banget sama si pengarang Malaysia yang dengan yakin menyebut bahwa Hitler sering meminta pendapat dan juga belajar agama serta kisah para shahabat tanpa menyebutkan satu pun sumber pendapatnya!


"Telah hampir Hari Kiamat dan bulan akan terbelah... Hitler berasa kagum dengan ayat ini dan menggunakannya sebagai kalam pembukaan dan isi kandungan ucapan beliau. Memang para ahli tafsir menghuraikan bahawa ayat tersebut bermaksud kehebatan, kekuatan dan memberi maksud yang mendalam. Perkara ini dinyatakan oleh Hitler di dalam buku beliau Mein Kampf yang ditulis di dalam penjara bahawa banyak aspek tindakan beliau berdasarkan ayat Al-Quran, khususnya yang berkaitan tindakan beliau ke  atas Yahudi..."

Untuk hal ini saya tidak akan berkata apa-apa selain bertanya: adakah buktinya? Saya akan senang sekali apabila yang dikatakan si pengarang Malaysia tersebut adalah benar adanya, dan tentu akan langsung saya muat artikelnya di blog ini!



"Hitler telah memasukkan sumpah dengan nama Allah yang Maha Besar di dalam ikrar ketua tenteranya yang akan tamat belajar di akademi tentera German: 'Aku bersumpah dengan nama Allah (Tuhan) yang Maha Besar dan ini ialah sumpah suci ku,bahawa aku akan mentaati semua perintah ketua tentera German dan pemimpinnya Adolf Hitler, pemimpin bersenjata tertinggi, bahawa aku akan sentiasa bersedia untuk berkorban dengan nyawaku pada bila-bila waktu demi pemimpin ku"


Cukuplah untuk meluruskannya saya kutipkan sumpah yang diucapkan oleh para prajurit Wehrmacht zaman Nazi: ""Ich schwöre bei Gott diesen heiligen Eid, daß ich dem Führer des Deutschen Reiches und Volkes Adolf Hitler, dem Oberbefehlshaber der Wehrmacht, unbedingten Gehorsam leisten und als tapferer Soldat bereit sein will, jederzeit für diesen Eid mein Leben einzusetzen." (Aku bersumpah kepada Tuhan ikrar yang suci ini bahwa aku akan setia tanpa syarat kepada pemimpin bangsa dan negara Jerman, Adolf Hitler, komandan tertinggi Angkatan Bersenjata. Dan juga, sebagai seorang prajurit pemberani, aku akan selalu bersiap sedia setiap saat untuk memberikan nyawaku sendiri demi sumpah ini." Sumpah yang 'standar' bukan?

Itulah sedikit komentar saya atas artikel yang telah beredar luas di forum dan milis tersebut. Tentunya untuk orang yang tidak tahu sejarahnya akan begitu saja meng-iyakan dan mengamininya, tapi tidak bagi saya! Janganlah hanya demi untuk menggiring simpati orang kepada sesuatu yang kita sukai, kita sampai melupakan kaidah penulisan ilmu pengetahuan yang mengedepankan kejujuran dan bukti pendukung. Tapi ini bukan berarti bahwa tidak ada hubungan sama sekali antara Nazi dengan Islam, karena saya telah menguraikannya beberapa kali DISINI.



SS-Obersturmführer Halim Malkoc (1917-1947), Muslim Satu-Satunya Yang Menerima Medali Eisernes Kreuz/Iron Cross!


Para imam Handschar dalam kunjungan mereka ke Potsdam, bulan Juli 1943. Berdiri dari kiri ke kanan: Imam Husejin Dzozo, Imam Ahmed Skaka, tak diketahui, SS-Schütze Zvonimir Bemwald, SS-Obersturmführer Heinrich Gaese, Imam Divisi Abdulah Muhasilovic, orang Jerman yang tak diketahui namanya, Imam Haris Korkut, Imam Dzemal Ibrahimovic, Imam Hasan Bajraktarevic, Imam Salih Sabanovic, Imam Fikret Mehmedagic, Orang Jerman tak diketahui yang cuma sebagian terlihat, dan Imam Sulejman Alinajstrovic. Berlutut dari kiri ke kanan: Imam Muhamed Mujakic, Imam Halim Malkoc, Imam Kasim Maric, Imam Hasim Torlic, and Imam Osman Delic.



Oleh : Walber Revelino
Halim Malkoc (1917 - 7 Maret 1947) adalah seorang imam Muslim Bosnia yang bertugas di Waffen-SS Divisi Handschar dengan pangkat terakhir Obersturmführer (Letnan Satu). Dia terkenal karena peranannya dalam meredam pemberontakan sebagian prajurit Handschar di Villefranche-de-Rouergue tahun 1943. Atas jasanya tersebut, dipercaya bahwa Malkoc menjadi orang beragama Islam satu-satunya yang menerima medali Eisernes Kreuz atau Salib Baja dalam Perang Dunia II!

Ketika perang tersebut pecah, Malkoc telah menjadi seorang imam muda di Bosnia. Dia pun sebelumnya telah bertugas di dinas kemiliteran Yugoslavia sebagai perwira, dan dikenang sebagai seorang pemimpin militer yang berbakat. Pada tahun 1943 dia bergabung dengan Divisi Gunung SS ke-13 "Handschar" yang baru dibentuk, dan diserahi tugas sebagai imam shalat sekaligus ulama di "SS-Gebirgs-Pioneer Bataillon 13". Pada bulan Juli dia dan beberapa ulama Muslim lainnya dikirim ke Dresden untuk mengikuti "kursus Pelatihan Imam" selama tiga minggu yang diorganisasi oleh SS-Obergruppenführer Gottlob Berger dan perwira kehormatan SS Mohammad Amin al-Husseini (Mufti Besar Yerusalem). Mata pelajaran yang diberikan termasuk pengetahuan mengenai Waffen-SS; organisasi dan pangkatnya, juga pelatihan bahasa Jerman. Di waktu senggang, para imam tersebut diberikan kesempatan untuk mengunjungi tempat-tempat terkenal di Jerman seperti Berlin Opera, Kastil Babelsberg, Potsdam dan Nicholaisee.

Selama pelatihan tersebut, kaum komunis Prancis atau "agents provocateurs" yang menyusup ke dalam Divisi telah mendorong terjadinya pemberontakan di sebagian prajurit Handschar pada tanggal 17 September 1943 sehingga mengakibatkan terbunuhnya beberapa perwira Jerman yang diperbantukan disana. Malkoc dan orang Jerman Dr. Schweiger segera berusaha mengendalikan situasi yang semakin memburuk. Akhirnya, yang sebagian besar disebabkan semata oleh kelemahlembutan dan juga pengaruhnya, dia berhasil membujuk para prajurit yang memberontak untuk menyerah dan menurunkan senjatanya.

Atas jasanya tersebut yang krusial, dia dianugerahi Eiserne Kreuz II klasse pada bulan Oktober 1943. Setahun kemudian dia ditunjuk sebagai kepala imam seluruh Divisi Handschar ketika imam pertama yang ditunjuk Jerman, Imam Abdullah Muhasilović, desersi pada tanggal 21 Oktober 1944.

Setelah perang usai, pemerintah komunis yang berwenang di Yugoslavia memerintahkan untuk menghukum mati Imam Halim Malkoc. Tanggal 7 Maret 1947 dia menghembuskan nafas terakhirnya di tiang gantungan di Bihac.



Sekolah Imam Muslim Nazi Jerman

Para prajurit, perwira dan imam dari Wolga-tatarische Legionäre sedang melaksanakan shalat berjamaah di tempat terbuka (1943). Banyak yang mengira bahwa ini adalah foto personil Handschar, tapi dengan melihat pola shoulder boardnya, tahulah kita kalau mereka adalah anggota Ostvolk. Entahlah dengan sang imam sendiri yang jelas-jelas anggota SS (perhatikan kerahnya)!


Salah satu contoh foto langka mullah (musulmans) anggota SS


Oleh: Walber Revelino Pandiangan

Sekolah SS untuk para mullah (Imam Schule für der Ostturken) dibuka tanggal 26 November 1944 di Dresden oleh SS-Brigadeführer Walter Schellenberg. kemungkinan sekolah ini hancur lebur akibat pemboman brutal dari Sekutu pada bulan Februari 1945, meskipun kepastiannya masih belum dapat ditentukan.

Untuk para imam dari divisi SS ke-13 "Handschar" sendiri, mereka disekolahkan di dua buah fasilitas yang berbeda. Lehrgang (kursus) pertama didirikan di Potsdam-Babelsberg, sedangkan yang kedua di Guben.



Nazi Dan Hitler Di Mata Harun Yahya, Ilmuwan Muslim Terkenal!

Harun Yahya


Meskipun saya tidak munafik kalau mengatakan bahwa saya menyukai sejarah Nazi, tapi saya pun ingin memberikan ulasan yang berimbang dalam hal ini, semata atas nama ilmu pengetahuan. Berikut saya kutip pendapat ilmuwan Turki yang begitu gigih memperjuangkan Islam, Adnan Okhtar alias Harun Yahya (betapa saya mencintainya atas nama Allah!), tentang Nazisme :

Nazisme lahir di tengah konflik politik yang dialami Jerman setelah Perang Dunia Pertama. Pemimpin Partai Nazi adalah Adolf Hitler, sosok yang sangat ambisius dan agresif. Hitler memiliki pandangan sangat rasis. Ia sangat meyakini keunggulan bangsa Jerman atau "Arya" di atas ras-ras lain. Ia memimpikan ras "Arya" Jerman akan segera mendirikan imperium yang bertahan selama seribu tahun.

Teori evolusi Darwin muncul untuk memberikan landasan ilmiah bagi teori rasis Hitler. Hitler juga mendapatkan dukungan ideologis dari karya Heinrich von Treitschke, sejarahwan rasis Jerman. Treitschke sangat dipengaruhi oleh teori evolusi Darwin dan mendasarkan pandangan rasisnya pada Darwinisme. Ia berkata: "Bangsa-bangsa hanya dapat berevolusi melalui perjuangan sengit, seperti pandangan Darwin tentang 'Perjuangan Untuk Mempertahankan Hidup'". Hitler juga memperoleh inspirasi dari teori Darwin tentang "Perjuangan untuk Bertahan Hidup". Judul buku terkenalnya "Mein Kampf", yang berarti "Perjuangan Saya", hanyalah pencerminan konsep Darwin ini.

Hitler, sebagaimana Darwin, menganggap ras-ras selain Eropa sedikit lebih dari kera dan menambahkan: "Hapuskan bangsa Jerman Nordik dan tak ada yang tersisa kecuali tarian kera". Dasar berpijak pandangan evolusionis kaum Nazi ada pada konsep "Eugenics". Eugenics berarti "perbaikan" ras manusia dengan membuang orang-orang berpenyakit dan cacat, serta memperbanyak jumlah individu sehat. Menurut teori Eugenics, ras manusia dapat diperbaiki dengan cara yang sama sebagaimana hewan berkualitas baik dapat dihasilkan melalui perkawinan hewan-hewan yang sehat.

Sebagaimana dapat diduga, pendukung eugenics adalah para Darwinis. Pemimpin gerakan eugenics di Inggris adalah sepupu Charles Darwin, yakni Francis Galton, dan anaknya, Leonard Darwin.

Jelas bahwa teori eugenics adalah akibat alamiah dari Darwinisme. Fakta ini juga tampak sangat jelas di berbagai publikasi yang menyebarluaskan sains aneh ini, diantara kutipan berbunyi: "Eugenics adalah pengaturan mandiri evolusi manusia".

Yang pertama mendukung dan menganjurkan eugenics di Jerman adalah Ernst Haeckel, ilmuwan biologi evolusionis terkenal. Ia mencetuskan teori "rekapitulasi", yang menyatakan bahwa embryo spesies berbeda, menyerupai satu sama lain. Di kemudian hari diketahui bahwa Haeckel telah memalsukan gambar-gambar yang ia gunakan untuk menyebarkan teorinya. Haeckel memalsukan gambar-gambar untuk menunjukkan bahwa embryo ikan, manusia atau ayam mirip satu sama lain. Beberapa bagian dari embryo ia hilangkan dan beberapa lainnya ia rubah. Bahkan Haeckel sendiri kemudian mengaku bahwa gambar-gambar yang dibuatnya adalah palsu. Tapi, kalangan evolusionis mengabaikan pemalsuan ini demi mempertahankan teori tersebut.

Selain membuat pemalsuan ilmiah, Haeckel juga menyebarkan propaganda Eugenics. Ia manganjurkan agar bayi-bayi cacat baru lahir segera dibunuh untuk mempercepat proses evolusi pada masyarakat manusia. Ia melangkah lebih jauh dan mengusulkan agar orang-orang cacat, lemah mental dan berpenyakit genetis hendaknya langsung dibunuh saja. Jika tidak, kata Haeckel, mereka ini akan membebani masyarakat dan memperlambat evolusi.

Haeckel meninggal tahun 1919, namun kaum Nazi mewarisi gagasan biadabnya. Tak lama setelah Hitler meraih kekuasaan, ia menerapkan kebijakan Eugenics. Mereka yang lemah mental, cacat, dan berpenyakit keturunan dikumpulkan dalam "pusat-pusat sterilisasi" khusus. Orang-orang ini dianggap parasit yang megancam kemurnian ras Jerman dan menghambat kemajuan evolusi. Dalam waktu singkat, orang-orang ini kemudian dibunuh atas perintah rahasia Hitler.

Dalam upayanya mempercepat evolusi ras Jerman, Hitler telah membunuh banyak orang. Selain itu, ia melaksanakan hal lain yang "diperlukan" dalam Eugenics. Muda mudi berambut pirang dan bermata biru, yang dianggap mewakili ras murni Jerman, dianjurkan untuk saling berhubungan seks. Pada tahun 1935, ladang-ladang khusus reproduksi manusia didirikan. Perwira SS Nazi sering mengunjungi ladang ini, yang didalamnya tinggal wanita muda yang memiliki kriteria ras "Arya". Bayi-bayi haram yang lahir di ladang-ladang ini akan menjadi prajurit masa depan Imperium Jerman.

Dalam rangka memperbaiki keunggulan ras Arya, kaum Nazi menggunakan konsep Darwin. Darwin menyatakan bahwa ukuran tengkorak manusia membesar tatkala ia menaiki tangga evolusi. Kaum Nazi sangat mempercayai gagasan ini dan mengadakan pengukuran tengkorak untuk menunjukkan bahwa Jerman adalah ras unggul. Di seluruh Jerman Nazi, pengukuran dilakukan demi membuktikan bahwa tengkorak Jerman lebih besar dibanding ras-ras lain. Ciri fisik seperti gigi, mata dan rambut diperiksa berdasarkan kriteria evolusionis. Mereka yang kedapatan berukuran di luar kriteria resmi ras Jerman dibinasakan menurut kebijakan Eugenics Nazi.

Semua kebijakan aneh ini diterapkan atas nama Darwinisme. Michael Grodin, sejarahwan Amerika dan penulis buku, The Nazi Doctors and the Nurenberg Code menyatakan fakta ini. Saya pikir apa yang telah terjadi adalah adanya kesesuaian sempurna antara ideologi Nazi dan Darwinisme Sosial dan pemurnian ras ketika terjadi perkembangan di peralihan abad ke-20. Dan para dokter beranggapan bahwa terdapat penyimpangan sosial dan penyimpangan perilaku yang berhubungan secara genetis. Dan terdapat gen baik dan gen buruk. Dan Darwinisme social ini berkembang di seluruh dunia. Para dokter Nazi berkiblat ke Amerika Serikat tempat dimana mereka belajar seluk beluk pemurnian ras ini.

George Stein, peneliti asal Amerika, menjelaskan hal ini dalam majalah American Scientist, "Sosialisme nasional, atau apapun namanya, pada intinya adalah usaha pertama kali yang secara sadar dilakukan untuk membangun komunitas politis di atas sebuah landasan satu kebijakan yang jelas", kebijakan yang sejalan penuh dengan fakta ilmiah revolusi Darwin.

Sir Arthur Keith, seorang evolusionis terkenal berkata tentang Hitler: "Pemimpin Jerman, Hitler, adalah seorang evolusionis; ia dengan sengaja menjadikan Jerman sejalan dengan teori evolusi". Alasan penting lain mengapa Hitler meyakini evolusi adalah bahwa ia menganggap teori ini sebagai senjata melawan agama. Hitler sangat anti terhadap keyakinan monoteistik. Ajaran agama seperti cinta, kasih sayang dan kelembutan sangatlah bertentangan dengan model ras Arya yang bengis dan kejam. Itulah mengapa, sejak Nazi merebut kekuasaan tahun 1933, mereka bertujuan mengembalikan agama paganisme kuno pada masyarakat Jerman. Swastika, simbul yang berasal dari kebudayaan pagan kuno, menjadi simbul bagi perubahan ini.

Perayaan-perayaan Nazi di setiap penjuru Jerman ternyata merupakan penghidupan kembali ritual-ritual pagan kuno.

Seperti disebutkan sebelumnya, teori evolusi sendiri adalah warisan dari kebudayaan pagan. Di sini kita saksikan kaitan tak terpisahkan antara Paganisme, Darwinisme dan Nazisme. Semua pembunuhan yang dilakukan Nazi berawal dari kepercayaan pagan ini. Kaum Nazi menghidupkan kembali kebudayaan biadab pagan dan mendapat dukungan kuat dari teori atheis Darwin untuk membenarkannya.

Sebaliknya, kekejaman, pembunuhan dan kerusakan di bumi sangat dilarang dan dikutuk oleh agama. Dalam Alqur'an, Allah menyeru manusia kepada keadilan, kasing sayang dan kelembutan. Kekejaman dan kesombongan adalah perbuatan terkutuk. Sebagaimana Allah firmankan ayat-Nya; "...dan Allah tidak menyukai kebinasaan". (QS. Al-Baqarah [2]:205).

Benito Musolini, diktator Italia dan termasuk sekutu terpenting Hitler, juga terinspirasi oleh teori evolusi. Di masa mudanya, ia menulis artikel yang menyanjung Darwin sebagai ilmuwan terbesar yang pernah ada. Setelah meraih kekuasaan, Italia fasis menduduki Ethiopia. Ia membenarkan pendudukannya atas Ethiopia dengan pandangan rasis Darwin dan gagasan tentang perjuangan untuk bertahan hidup. Menurut Mussolini, Ethiopia adalah bangsa kelas rendah sebab mereka termasuk ras hitam; karenanya, diperintah oleh ras unggul seperti Italia sudah merupakan akibat alamiah dari evolusi. Mussolini juga terpengaruh oleh pemikiran bahwa bangsa-bangsa berevolusi melalui peperangan. Menurut Mussolini, "keengganan Inggris untuk turut dalam kancah peperangan hanya membuktikan kemunduran evolusi Imperium Inggris".

Akhirnya, imperium Nazi kalah dalam Perang Dunia Kedua dan tercatat dalam sejarah sebagai pembunuh jutaan rakyat tak berdosa. Di sisi lain, Mussolini dihukum mati oleh rakyatnya sendiri. Tetapi sungguh memprihatinkan bahwa pemikiran Darwinis, yang menyediakan landasan berpijak bagi ideologi Nazi, masih tetap bercokol.




SS-Hauptsturmführer Aribert Heim (1914-1992), 'Dokter Kematian' Yang Meninggal Sebagai Seorang Penganut Agama Islam!


Aribert Heim sebagai seorang dokter setelah Perang Dunia II berakhir





Dalam banyak situs dan buku disebutkan bahwa ini adalah foto Aribert Heim sewaktu masih menjadi prajurit dan dokter SS, padahal itu adalah salah besar! Sebenarnyalah, ini adalah Obersturmführer Fredrik Jensen, sukarelawan SS asal Norwegia yang dituduh membantu pelarian Aribet Heim





Para tahanan di luar barak Kamp Konsentrasi Mauthausen di Austria, dalam sebuah foto yang dibuat oleh tawanan Swiss secara sembunyi-sembunyi. Disinilah Aribert Heim pernah bertugas dan karenanya mendapat julukan "Doctor Death"





Catatan tentang kegiatan sehari-hari Aribert Heim sewaktu bertugas sebagai dokter di Mauthausen. Seperti kebanyakan orang Jerman lainnya, Dr. Heim sangat teliti akan sejarah kehidupannya dan selalu mencatat peristiwa-peristiwa yang dianggap mengesankan





Hotel Kasr el Madina di Kairo yang menjadi tempat tinggal Aribert Heim selama persembunyiannya di Mesir dengan nama samaran Tarek Hussein Farid





Aribert Heim dalam salah satu foto langka ketika sedang berlibur di Alexandria, Mesir, tahun 1971. Disana dia mempunyai sebuah rumah pantai. Biasanya Dr. Heim menolak untuk difoto meskipun sehari-harinya dia adalah seorang fotografer amatir yang selalu membawa kamera kemana-mana!






Rüdiger Heim, anak dari Dr. Aribert Heim, difoto di Baden-Baden, Jerman. Dia hadir pada saat ayahnya dijemput maut ketika sedang menonton pertandingan Olimpiade


“Bahkan meskipun usianya telah begitu lanjut, orang tua keturunan Jerman berbadan atletis dengan tinggi menjulang itu masih mampu untuk mendisiplinkan dirinya dengan secara rutin berjalan setiap hari sejauh 15 kilometer melalui jalan-jalan sibuk ibukota Mesir. Rutenya tak pernah berubah, menuju ke Masjid Al-Azhar (dimana dia pernah mengikrarkan keislamannya) lalu dilanjutkan ke café J. Groppi yang penuh ornamen di bawahnya. Disana biasanya dia memesan bolu coklat untuk kawan-kawannya dan permen beraneka macam untuk anak-anak mereka. Anak-anak tersebut begitu menyukai Paman Tarek, sementara masyarakat lokal mengenalnya dengan nama Tarek Hussein Farid.”

Oleh : Walber Revelino
Aribert Ferdinand Heim (28 Juni 1914-10 Agustus 1992) adalah mantan dokter dari Austria yang lebih dikenal sebagai “Dokter Kematian”. Sebagai seorang dokter SS di kamp konsentrasi Nazi Mauthausen, dia dituduh telah melakukan pembunuhan dan penyiksaan terhadap para penghuni kamp dengan metode yang bervariasi, seperti cairan racun yang disuntikkan secara langsung ke jantung korbannya. Setelah perang, dia diketahui telah tinggal selama bertahun-tahun di Kairo, Mesir, dengan memakai nama samaran Tarek Farid Hussein, dan dilaporkan meninggal dunia disana tanggal 10 Agustus 1992 karena kanker dubur. Jenazah dan bahkan kuburannya pun tak pernah ditemukan! Di akhir dari film dokumenter BBC (yang disiarkan tanggal 12 September 2009), dikatakan bahwa polisi Jerman telah mengunjungi Kairo tahun 2009 tapi tidak pernah menemukan bukti-bukti tentang kematian Heim.
Heim dilahirkan di Bad Radkersburg, Austro-Hungaria. Dia adalah anak dari petugas polisi sementara ibunya adalah ibu rumah tangga biasa. Heim lalu belajar kedokteran di Graz, dan mendapat gelar Doktornya di Wina. Setelah Anschluss Austria dengan Jerman tahun 1938, dia bergabung dengan SS. Di musim panas 1940 dia mendaftar secara sukarela di Waffen-SS, dan pangkatnya menanjak menjadi Hauptsturmführer (Kapten).
Bulan Oktober 1941, Heim dikirim ke kamp konsentrasi Mauthausen-Gusen, dimana disana dia dituduh telah menjalankan beberapa eksperimen medis dengan para tawanan sebagai bahan percobaannya. Setelah dari sana, Heim ditransfer lagi ke Rumah Sakit lapangan SS di Wina.
Para tawanan di Mauthausen menyebut Heim sebagai “Dr. Death”. Selama sekitar dua bulan (Oktober sampai Desember 1941), Heim bertugas di kamp bernama Ebensee di dekat Linz, Austria, dimana dia melakukan eksperimen-eksperimen yang sama dengan apa yang dilakukan oleh Josef Mengele di Auschwitz. Berdasarkan keterangan dari para penuduhnya, para tawanan diracun dengan suntikan-suntikan berisi macam-macam yang diarahkan ke jantung, termasuk bensin, air, zat asam karbol dan racun – untuk membuat kematian datang lebih cepat. Dilaporkan juga bahwa dia telah melakukan pemindahan organ-organ tubuh dari sang pasien tanpa melalui proses pembiusan!
Berdasarkan keterangan dari orang Yahudi mantan penghuni Mauthausen, suatu waktu datang pemuda Yahudi berusia 18 tahun ke klinik Heim dengan keluhan peradangan kaki. Ketika ditanyakan oleh Heim mengapa dia kelihatan begitu sehat, dia berkata bahwa dia adalah mantan pemain sepakbola dan juga perenang profesional. Bukannya merawat kaki pasiennya, Heim malahan membiusnya dengan anesthesia, membedah badannya, mengambil satu ginjal, memindahkan yang kedua dan menyunatnya. Belum cukup, kepala orang tersebut dipenggal dan Heim memisahkan daging dari tengkorak kepalanya, dan digunakan sebagai penindih kertas dan juga untuk diperlihatkan pada teman-temannya. Sekali lagi, ini adalah penuturan seorang Yahudi yang kebenarannya biasanya sangat dipertanyakan!
Dari Februari 1942, Heim bertugas di Divisi Gunung SS ke-6 “Nord” yang beroperasi di Finlandia Utara, terutama di Rumah Sakit Oulu sebagai dokter SS. Masa tugasnya berlanjut sampai sekitar Oktober 1942.
Tanggal 15 Maret 1945 Heim tertangkap oleh tentara Amerika dan dikirim ke kamp tawanan perang. Tak lama dia dikeluarkan dan memilih untuk bekerja sebagai dokter ahli kandungan di Baden-Baden sampai kehilangannya secara misterius tahun 1962. Awalnya adalah ketika dia menelepon rumahnya dan diberitahukan bahwa polisi telah menunggu kedatangannya. Sebelumnya, Heim memang pernah diinterogasi dalam beberapa kesempatan, dan dia mengambil kesimpulan bahwa kali ini masalahnya sudah sangat serius sehingga memutuskan untuk bersembunyi. Sejak saat itu surat perintah internasional dikeluarkan untuk penangkapannya. Berdasarkan keterangan dari anaknya Rüdiger Heim, ayahnya ‘berkelana’ (memangnya Oma!) ke Prancis dan Spanyol, lalu lanjut ke Maroko untuk berakhir di Mesir melalui jalur Libya. Menurut Alois Brunner sendiri, yang di zaman perang menjadi asisten utama Adolf Eichmann, Heim adalah perwira Nazi kedua yang paling dicari oleh Sekutu!
Tahun 2006, sebuah koran Jerman melaporkan bahwa anak perempuan Heim yang bernama Waltraud (tinggal di Puerto Montt, Cili) mengaku bahwa ayahnya telah meninggal dari tahun 1993. Tapi ketika Waltraud berusaha mengklaim uang warisan sejumlah satu juta dolar dalam rekening atas nama ayahnya, dia tak mampu menghadirkan syarat utama pencairan : sertifikat kematian Aribert Heim.
Bulan Agustus 2008, giliran Rüdiger yang berusaha mengambil aset ayahnya! Untuk melancarkan usahanya, dia meminta agar Aribert Heim secara resmi dinyatakan meninggal sehingga sertifikat yang sangat dinanti-nanti itu bisa nongol. Rüdiger meyakinkan bahwa uang warisan ayahnya akan didonasikan untuk proyek-proyek penelitian yang akan mendokumentasikan kekejaman-kekejaman yang dilakukan oleh SS di kamp-kamp konsentrasi.
Setelah bertahun-tahun diberitakan nongol dalam ‘penampakan-penampakan’ palsu, akhirnya misteri keberadaan dan tempat persembunyian Heim yang sebenarnya terkuak lewat reportase ganda saluran televisi Jerman ZDF dan New York Times di bulan Februari 2009. mereka memberitakan bahwa selama ini dia telah hidup dengan nama samaran Tarek Farid Hussein di Mesir, dan meninggal karena kanker usus di Kairo tahun 1992.
Heim telah tinggal di Kairo dari sejak tahun 1962, dimana diketahui bahwa dia telah memeluk Islam! Berdasarkan keterangan tetangganya disana, “Kehidupannya sangat teratur: berolahraga di pagi hari, kemudian shalat di Masjid utama Al-Azhar. Kebanyakan waktunya di siang hari dihabiskan dengan membaca dan menulis sambil duduk di kursi goyang.” Reporter yang ditugaskan untuk meneliti keberadaannya berhasil menemukan sertifikat kematian yang dikeluarkan oleh pemerintah Mesir dan membuktikan keabsahannya.
Dalam sebuah wawancara di villa keluarga Heim di Baden-Baden, anaknya Rüdiger mengaku untuk pertama kalinya bahwa dia berada bersama ayahnya pada saat kematiannya, tepatnya ketika sedang berlangsung pertandingan Olimpiade, dan Heim meninggal di hari yang sama dengan penutupan Olimpiade tersebut (ada yang masih ingat di kota mana Olimpiade tahun 1992 diadakan? Betul! Di Cianjur!).
Bisa dibilang bahwa sampai saat meninggalnya, keberadaan terang manusia ini tak pernah diketahui. Hal ini bisa dibilang luar biasa, mengingat bahwa dari tahun ke tahun Heim telah menjadi sasaran pencarian yang begitu pentingnya, terbukti dari hadiah atas penangkapannya yang dari waktu ke waktu semakin meningkat (contoh kasus lain adalah yang menimpa Klaus Barbie, yang tertangkap setelah sekian lama bersembunyi). Setelah dia melarikan diri, laporan-laporan bermunculan yang memberitakan bahwa dia telah terlihat di Amerika Latin, Spanyol dan Afrika. Begitu rapinya pelarian Heim, sehingga bahkan beberapa investigasi resmi untuk mengungkap keberadaannya dan menyeret dia ke penjara, dilakukan setelah dia meninggal di Mesir! Pemerintah Jerman menawarkan 150.000 Deutsche Marks hanya untuk sekedar informasi mengenai keberadaannya, sementara Simon Wiesenthal Center tidak tanggung-tanggung meluncurkan Operation Last Chance, sebuah proyek untuk membantu pemerintah Jerman dalam melacak lokasi dan menangkap para tertuduh penjahat perang Nazi yang masih bernafas. Catatan pajak menunjukkan bahwa, sampai dengan akhir tahun 2001, pengacara Heim meminta pihak berwenang Jerman untuk mengembalikan pendapatan pajak utama yang selama ini dibebankan kepadanya karena dia telah tinggal di luar negeri.
Diyakini bahwa Heim telah pindah ke Spanyol setelah meninggalkan Paysandú, Uruguay, ketika keberadaannya telah terendus oleh badan intelijen Mossad Israel.
Dilaporkan bahwa Heim bersembunyi di Amerika Selatan, Spanyol dan Balkan, meskipun tinggalnya di Spanyol lah yang baru benar-benar terkonfirmasi. Efraim Zuroff dari Wiesenthal Center berinisiatif untuk mengadakan pencarian aktif untuk melacaknya, dan pada akhir tahun 2005 pihak kepolisian Spanyol secara keliru menyebutkan keberadaannya di Palafrugell. Berdasarkan berita dari El Mundo, Heim telah ditolong oleh teman sejawat Otto Skorzeny, yang selama ini mengorganisasikan basis ODESSA terbesar di Spanyol yang dikuasai oleh Franco yang fasis. Laporan pers pertengahan Oktober 2005 memperkirakan bahwa “kemungkinan besar” Heim pernah ditangkap oleh kepolisian Spanyol. Dahsyatnya, dalam beberapa hari didapat keterangan tambahan yang menyebutkan bahwa untuk kesekian kalinya Aribert Heim berhasil menghindari penangkapan atas dirinya dan kabur kembali, entah ke bagian lain dari Spanyol atau ke Denmark.
Fredrik Jensen, warga negara Norwegia yang pernah menjadi sukarelawan SS-Obersturmführer zaman perang, ikut diselidiki oleh polisi bulan Juni 2007 dan dituduh ikut terlibat dalam usaha pelarian diri Aribert Heim. Tuduhan itu dibantah mentah-mentah oleh Jensen.
Berdasarkan publikasi tahun 2007 oleh mantan Kolonel Angkatan Udara Israel Danny Baz, Heim sebenarnya telah diculik dari Kanada dan dibawa ke Santa Catalina di dekat pantai California, dimana akhirnya dia dihabisi oleh tim pemburu Nazi dengan nama panggilan “The Owl” tahun 1982. Baz sendiri mengklaim ikut menjadi bagian dari grup ini. Keterangan ini dibantah oleh Simon Wiesenthal Center di Yerusalem dan pemburu Nazi Prancis terkenal, Serge Klarsfeld.
Pada bulan Juli 2007, Kementerian Kehakiman Austria mendeklarasikan bahwa mereka akan membayar 50.000 Deutsche Marks pada siapa saja yang dapat memberikan informasi mengenai keberadaan Heim, sehingga orang ini dapat diekstradisi ke negara asalnya Austria dan diadili disana.
Tanggal 6 Juli 2008 Dr. Efraim Zuroff, pemburu Nazi dari Simon Wiesenthal Centre, berangkat ke Amerika Selatan sebagai bagian dari kampanye publik untuk menangkap orang Nazi yang paling diburu di dunia dan membawanya ke pengadilan. Zuroff mengklaim bahwa Heim masih hidup dan bersembunyi di Patagonia, bisa di Cili bisa pula di Argentina. Insting pembohong Yahudinya seperti biasa nongol ketika dia membual tentang keyakinannya bahwa Heim masih hidup dan suatu organisasi khusus telah dibuat untuk menangkapnya dalam waktu beberapa minggu.
Pada tahun 2008 Simon Wiesenthal Center telah mempublikasikan 10 kriminal Nazi yang paling diburu, dan salah satunya adalah Aribert Heim!
Bagaimana dengan kehidupan Heim sendiri sewaktu dalam “persembunyiannya” di Mesir?
Teman dan kenalannya di Mesir mengenalnya sebagai seorang fotografer amatir yang selalu membawa kamera di lehernya kemanapun dia pergi. Dia selalu mengabadikan setiap peristiwa yang dianggap berkesan, tapi anehnya dia sendiri selalu menolak untuk difoto! Kalau saja teman-temannya tahu jati diri sesungguhnya dari ‘Paman Tarek’....
Sebuah koper berdebu dengan gesper yang telah berkarat yang tergeletak di sebuah toko yang terlupakan di Kairo telah menjadi saksi pelarian Heim ke Timur Tengah. Koper tersebut telah didapat oleh para penyelidik The New York Times dan stasiun televisi Jerman ZDF dari anggota keluarga Doma, pemilik hotel tempat Dr. Heim tinggal selama ini. Dalam koper itu terdapat kunci yang mengungkap rahasia kehidupan dan kematiannya selama di Mesir.
Koper itu menyimpan arsip halaman-halaman yang telah menguning, beberapa dalam amplop yang masih tersegel, dari surat-surat Dr. Heim dan tes kesehatannya, catatan finansialnya, dan juga klipingan artikel majalah Jerman yang digarisbawahi tentang berita pemburuannya. Selain itu, ada pula klipingan pengadilan in absentia atas nama Aribert Heim, juga gambar-gambar tentara dan kereta api yang dibuat oleh anaknya yang telah dia tinggalkan di Jerman. Beberapa dokumen atas nama Heim, dan beberapa lagi atas nama Farid. Uniknya, dokumen-dokumen atas nama Tarek Farid Hussein (termasuk aplikasi permohonan kewarganegaraan Mesir yang diajukannya) menyebutkan tanggal dan tempat lahir yang sama dengan Aribert Heim asli, 28 Juni 1914 di Bad Radkersburg, Austro-Hungaria.
Meskipun tak ada satupun dari 10 teman terdekat dan kenalannya yang mengetahui identitas asli Tarek Farid Hussein (atau Tarek Hussein Farid), mereka semua telah berkesimpulan bahwa orang ini pastilah merupakan seorang pelarian. “Pendapat saya, berdasarkan dari apa yang ayah saya ceritakan, bahwa kemungkinan besar paman Tarek mempunyai masalah dengan orang-orang Yahudi di masa lalunya, sehingga dia akhirnya mencari tempat perlindungan ke Kairo,” kata Tarek Abdelmoneim el Rifai, anak dari Abdelmoneim el Rifai, 88 tahun, dokter gigi pribadi Heim dan teman terdekatnya.
Sebuah salinan sertifikat kematian yang didapat dari pejabat yang berwenang di Mesir mengkonfirmasikan bahwa seorang lelaki yang dipanggil dengan nama Tarek Hussein Farid telah meninggal di tahun 1992. “Tarek Hussein Farid adalah nama yang diambil oleh ayah saya sewaktu dia menjadi seorang mualaf dan menganut agama Islam,” kata anaknya, Rüdiger Heim. Dalam sebuah wawancara yang dilakukan di villa keluarga di Baden-Baden, Rüdiger (yang saat itu berusia 53 tahun), mengaku secara terus terang untuk pertama kalinya bahwa dia berada bersama dengan ayahnya di Mesir pada saat kematian ayahnya yang disebabkan oleh kanker dubur.
“Saat itu saya masih ingat, ketika Olimpiade sedang berlangsung. Kami sedang menyaksikan pertandingan Olimpiade di televisi, dan tiba-tiba ayahku mengerang kesakitan. Tampak bahwa sakit yang dideritanya kali ini bukanlah main-main.” Kata Rüdiger, yang bertubuh tinggi sama seperti ayahnya. Tampak duka yang masih kentara di wajahnya ketika dia diminta menceritakan kembali saat-saat terakhir ayahnya, dengan nada bicara yang pelan dan tampak hati-hati. Dr. Aribert Heim meninggal setelah pertandingan berakhir, tanggal 10 Agustus 1992, berdasarkan keterangan anaknya dan sertifikat kematian dari pemerintah Mesir.
Rüdiger mendapat keterangan tentang tempat persembunyian ayahnya dari bibinya, yang juga telah meninggal. Dia tidak datang langsung saat itu juga menemui ayahnya, karena takut mendatangkan masalah pada teman-teman ayahnya di Mesir sana. Seiring dengan menyusutnya veteran perang Nazi yang masih hidup, kasus ayahnya menjadi semakin mengemuka.
Meskipun fakta baru ini akhirnya berhasil mengungkapkan lokasi sebenarnya dari tempat tinggal Dr. Heim di mesir, tapi tetap kasusnya masih belum ditutup, dikarenakan ada teka-teki baru yang masih belum terungkap : lokasi kuburan tempat peristirahatan terakhirnya!
Kematiannya adalah salah satu hal yang paling menarik dari kisah-kisah pemburuan tertuduh kriminal Nazi, sejajar dengan perburuan yang menggebu-gebu sekaligus kontroversial terhadap tokoh SS yang lain, Adolf Eichmann. Meskipun tetap gaungnya masih tidak sedahsyat keterkejutan dunia ketika mengetahui bahwa “Dr. Death” yang lain, Josef Mengele, telah meninggal dalam tempat persembunyiannya di Brazil tahun 1979, berdasarkan bukti-bukti forensik tak terbantahkan!
Data-data tentang Aribert Heim :
Nama lengkap: Aribert Ferdinand Heim
Lahir : 28 Juni 1914 di Bad Radkersburg (Austro-Hungaria)
Meninggal : 10 Agustus 1992 di Kairo (Mesir)
Unit tugas : Schutzstaffel
Tempat tugas : Kamp konsentrasi Mauthausen-Gusen
Divisi Gunung SS ke-6 “Nord”





Sumber :http://id.wikipedia.org/wiki/Nazi

 

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Star

Free Eye Blue Cursors at www.totallyfreecursors.com

Banjir

 
Blog Walber™ creditosbtemplates creditos Templates by lecca 2008 .....Top